Tips memilih atau membeli handphone Rekondisi (Second)

Handphone sekarang bukan lagi barang yang mewah, handphone sekarang sudah jadi barang yang merakyat, itu bisa kita lihat, bahwa tukang ojek atau tukang becak saja sudah bisa memilikinya, benarkan ....


Handphone juga bisa di kategorikan sebagai barang yang bersifat pokok, karena tak bisa lepas dari keseharian kita. Handphone menjadi barang yang penting buat komunikasi kita dengan keluarga maupun teman kita, handphone pun jadi alat buat memajukan usaha kita sendiri tentunya, dan bagi yang gak punya jam tangan atau nggak suka memakai jam tangan, maka handphone pun bisa menjadi penggantinya.


Jika Anda tidak memiliki budget yang cukup buat membeli handphone idaman Anda, apa salah nya jika Anda
sedikit melirik handphone second, yang terbilang murah, dan tidak membuat kantong Anda jebol .

Adapun tips yang di perlukan ketika membeli handphone second agar Anda tidak tertipu, yaitu sebagai berikut :  
   

SMP Negeri 26 Palembang

SMP ku tercinta, udah sekian lama sejak aku lulus. Jadi kangen niy. Kebetulan aku ingat dan kebetulan juga ada waktu senggang, aku kesana deh. Nggak lengkap rasanya kalau nggak di foto, jadi aku foto dah, buat kenang-kenangan.

Ternyata ada yang telah berubah, and ada juga yang nggak berubah sejak aku lulus. Kangen berat rasanya, apalagi sama teman-teman SMP ku. Udah berpencar semuanya.

Jika ada kesempatan, semoga kita bertemu kembali !!!

Benteng Kuto Besak (BKB)

Lokasi : Pinggiran Ilir Sungai Musi

Benteng ini dibangun selama 17 tahun (1780-1797 M). Sebagaimana umumnya bangunan benteng pada masa lalu, benteng yang kemudian dikenal dengan nama Benteng Kuto Besak (BKB) ini dibangun di atas pulau. Lahan tempatnya berdiri dikelilingi sungai. Yaitu, Sungai Kapuran (kini, alirannya merupakan bagian Jl. Merdeka, setelah ditimbun Pemerintahan Belanda sekitar tahun 1930-an di bagian utara; Sungai Musi di bagian utara; Sungai Sekanak di bagian barat; dan Sungai Tengkuruk di bagian timur. Seperti halnya Sungai Kapuran, Sungai Tengkuruk juga ditimbun Belanda pada awal 1930-an dan dijadikan sebagai jalan.

Jembatan Ampera

Lokasi : Di atas Sungai Musi

Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang " Seberang Ulu dan Seberang Ilir " dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi. Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk nama Sungai Musi yang dilintasinya pada sidang pleno yang berlangsung pada 29